--[ Tat Wam Asi -- Itu ( ia ) Adalah Kamu ]-- Berikan satu senyum anda kepada setiap orang yang anda jumpai, kelak semua orang akan tersenyum jika melihat anda,....

SUKA SENANG BAHAGIA DUKA

-->
Ah susahnya hidup ini ?....
Alangkah bahagianya aku jika aku bisa……… ?!!!
Dua ilustrasi diatas tentunya sudah sangat sering kita dengar dari teman kita, saudara kita, atau bahkan justru malah kita sendiri yang mengalami. Tetapi taukah anda apa yang sebenarnya membuat hidup anda susah atau bahagia ?
“ Bila anda tidak membebaskan pikiran anda, maka anda tidak mungkin mencapai pengertian yang sebenarnya. Maka pantaslah bila kita menemukan lebih banyak orang yang tidak mengerti, bahkan mengenai hal-hal yang paling sederhana yang bisa memperbaiki kualitas hidup mereka. Mungkin, mereka memperburuk suasana di gua pikiran mereka – dengan membiarkan kekhawatiran, kedengkian, dan nafsu -  berkembang besar dan kuat dan menetukan bentuk dan warna dari kata-kata yang boleh mereka dengar, Itu sebabnya.
Kita harus membebaskn pikiran kita dari hal-hal yang tidak baik-agar hanya kebaikanlah yang tersisa dalam pikiran kita. Dan bila hanya kebaikan yang mengisi  pikiran kita, maka baiklah pengertian kita. “
( clarity of understanding ) dikutip dari “ kata-kata inspiratif Mario teguh “
Dari sedikit petikan diatas dapat kita ambil kesimpulan awal bahwa yang membuat kita senang, susah, bahagia, maupun duka yang PIKIRAN kita sendiri, layaknya sebuah kerajaan maka pikiranlah yang menjadi rajanya dan hati/perasaan yang menjadi permaisurinya. Coba kita urai lagi kenapa rasa susah, senang, bahagia, duka. dimulai dari pikiran kita. Sebenarnya apa yang membuat kita bisa susah karena pikiran kita ? …….
Kita ambil sedikit contoh sebuah susah karena kehilangan barang atau sesuatu yang kita miliki, misal kita susah karena kita kehilangan anjing kesayangan kita, “ aku sedih sekali karena anjing kesayanganku mati,.. andai saja kemaren-kemaren aku merawatnya dengan baik tentu dia tidak akan mati. “  mari kita urai kenapa dia ( dlm ilustrasi diatas ) bersedih. Dia bersedih karena anjingnya mati, kenapa dia bersedih karena dia sangat sayang dengan anjingnya dan menganggap bahwa anjingnya adalah yang terbaik dan tidak ada duanya. Sehingga dia berpikiran kalau anjingnya mati dia tidak lagi mempunyai anjing terbaik yang ada didunia ini dan dia bersedih. Sedangkan kalau kita urai lagi lebih detil akan muncul sebuah pemikiran lain : yg menganggap anjingnya itu adalah anjing terbaik adalah dia sendiri, belum tentu orang lain juga menganggap demikian. Yang menganggap bahwa anjing itu adalah anjing satu-satunya didunia ini adalah dia sendiri juga, belum tentu dengan orang lain. Jadi kalau dia berpikiran “ biar saja anjing itu mati, bagaimanapun juga dia adalah makluk Tuhan yang bisa mati juga. Jadi wajar kalau anjing miliku itu mati, nanti juga aku bisa menemukan anjing yang lain yang mungkin akan lebih baik dari yang aku miliki sebelumnya ! “ Nah jika pemikiran tersebut yang muncul maka dia tidak akan merasa sedih melainkan menganggap itu sebagai sebuah kejadian yang wajar.
Dari satu ilustrasi itu dapat kita ambil kesimpulan bahwa yang membuat sedih itu ya Pikiran kita sendiri, meski ada yang memicu pikiran kita namun kalau kita bisa mengolah dan memikirkannya lebih detail baik buruknya tentu akan keadaan yang lebih baik yang akan kita terima dan tidak akan terlarut-larut dalam pemikiran yang  sedih dan berduka.
Demikian begitu kuatnya pikiran kita mempengaruhi rasa yang kita alami. Seperti disebutkan diawal bahwa pikiran kita adalah raja dari kerajaan tubuh kita. Maka kalau kita ingin selalu hidup bahagia dalam keadaan apapun kita harus pandai-pandai mengolah dan mengatur pikiran kita agar selalu dalam keadaan yang selalu berpikir positif. Dan yang penting lagi kita harus selalu bersyukur dengan apa yang sudah kita raih, meski tidak berarti cepat puas diri.

0 komentar:

Posting Komentar

RAMALAN MINGGU INI

[ Disebuah Bintang Kecil Online Servis, Creator By Iant Sulistiyanto ]. Diberdayakan oleh Blogger.