Mimpi bukan lagi sesuatu yang asing lagi ditelinga kita. Kali ini saya tidak akan membahas mengenai arti mimpi atau tafsir mimpi, tetapi lebih kepada apa sih sebenarnya mimpi itu ? Untuk temen - temen yang berkenan share pengalaman tentang mimpi atau menyempurnakan tulisan ini bisa kirim email ke iantsulistiyanto.jgj@gmail.com.
Langsung saja mari kita mulai, apa sih mimpi itu ? Bunga tidur itu yang terlintas pertama kali ketika kita ditanya apa itu mimpi. Tetapi kita akan bingung ketika pertanyaannya dirubah menjadi kenapa kita bisa bermimpi ? Atau kenapa kita bermimpi ? Begini singkatnya Pada saat kita tidur, sebagian besar Sel Otak kita dalam keadaan istirahat. Tetapi masih juga ada sebagian sel saraf yang berada dalam kondisi bekerja. Oleh karena itu, timbullah mimpi saat kita sedang tidur. Mimpi sebenarnya tidak lepas dari aktivitas kehidupan kita sehari-hari dan biasanya berkaitan dengan kesan dan pengalaman pribadi kita sendiri ataupun pengaruh dari lingkungan luar seperti cerita pada Novel maupun adegan drama yang pernah kita tonton lewat Televisi dan Film.
Ada juga Mimpi yang diakibatkan oleh rangsangan organ tubuh kita seperti menahan kencing saat tidur akan mengakibatkan munculnya mimpi-mimpi yang berkaitan dengan Toilet (WC). Contoh lain terjadinya mimpi seperti Orang akan sering mimpi pacarnya saat berpacaran, Saat memiliki keinginan yang kuat untuk pergi ke suatu lokasi ataupun keinginan untuk memakan sesuatu, maka biasanya keinginan-keinginan tersebut akan dapat tercapai dalam mimpi. Sebaliknya, jika kita menonton film horror sebelum tidur, kemungkinan akan munculnya mimpi-mimpi yang menakutkan saat kita dalam kondisi tidur.
Oleh Karena itu, seorang Psikolog dari Austria yang bernama Sigmund Freud (1856 – 1939) berpendapat bahwa Mimpi merupakan “Pencapaian atas suatu Keinginan”.
Pernah merasa penasaran dengan mimpi yang berulangkali hadir mengganggu tidur anda? Apa yang sebenarnya terjadi? Para ahli membeberkan beberapa hal mengenai mimpi dan bagaimana mimpi berkaitan dengan hidup anda.
Ada banyak penelitian mengenai mimpi yang dikaitkan dengan kesehatan mental dan fisik. Berikut adalah beberapa fakta mengenai mimpi yang dilansir dan diinterpretasikan dari beberapa referensi, dengan referensi utama goodhousekeeping.com. Fakta-fakta ini dikumpulkan dari berbagai hasil penelitian para ahli. Beberapa dari anda mungkin akan memiliki ketidaksetujuan pada pandangan di dalam fakta-fakta tersebut. Namun demikian, masihlah pantas untuk menyimak hingga selesai
#1 Anda bermimpi sepanjang tidur, tidak hanya pada kondisi tidur REM (rapid eye movement).
Selama ini, diyakini bahwa kondisi dimana seseorang bermimpi terjadi pada saat REM, atau kondisi dimana seseorang tidur dengan mata bergerak. Mimpi dalam kondisi REM cenderung lebih jelas dan tidak nyata. Mimpi dalam kondisi REM biasanya terjadi pada paruh malam kedua.
Jika anda bermimpi melompat keluar dari pesawat terbang, atau tiba-tiba melihat roket di sekitar anda, kemungkinan besar itu adalah mimpi REM. (Jerry Siegel, profesor Psikiatri dan direktur Pusat Penelitian Tidur UCLA).
Mimpi bisa terjadi sepanjang tidur, dan anda bisa mengingat apa yang terjadi di dalam mimpi meskipun tidak dalam kondisi keutuhan yang sama. Mimpi yang terjadi pada tahap ketiga atau keempat pada awal malam biasanya cenderung biasa, atau hal-hal yang berkaitan dengan diri kita secara alamiah.
#2 Anda dapat mengingat mimpi jika terbangun pada saat mimpi masih berlangsung.
Hal yang paling menentukan seseorang untuk bisa mengingat suatu mimpi adalah jika dia terbangun pada saat mimpi itu masih terjadi (Mark Mahowald, Sekolah Kedokteran Minnesota). Jika anda tidak terbangun di tengah-tengah mimpi, kemungkinan untuk bisa mengingat isi mimpi tersebut sangat kecil. Dalam kondisi tidur, memori mimpi terhapus dengan sendirinya.
#3. Makanan pedas dapat meningkatkan kemampuan mengingat mimpi, termasuk mimpi buruk.
Makanan pedas dapat menyebabkan anda terbangun di tengah-tengah tidur. Tentu makanan ini sama sekali tidak berkaitan dengan proses terjadinya mimpi, namun berkaitan dengan upaya untuk mengingat mimpi. Untuk bisa mengingat mimpi, anda harus terbangun, setidaknya dalam beberapa menit (Mahowland). Ketidakmampuan mengingat mimpi pada saat tidur disebabkan oleh kondisi dimana otak kita tidak mampu mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang pada saat tidur (Lisa Medalie, spesialis perilaku tidur Universitas Chicago). Jadi, jika anda bisa mengingat suatu mimpi dengan baik, itu berarti ada kondisi dimana anda terbangun beberapa saat meski tidak sepenuhnya disadari.
#4. Anda mampu mengubah mimpi buruk!
Banyak ahli terapi meyakini bahwa sangatlah mungkin “menulis ulang skenario” mimpi. Sebagai contoh, Orang yang menderita gangguan stress pasca trauma bisa melatih diri sendiri untuk mengetahui kapan mereka berada dalam kondisi mimpi (Ursula Voss, profesor psikologi Universitas Frankfurt). Beberapa pasiennya berhasil membuktikan teorinya tersebut. Mereka menggunakan gelang pada saat hendak tidur. Jika kemudian mereka berada dalam sebuah situasi dimana gelang tersebut tidak berada di tangan mereka, mereka tahu itu adalah mimpi. Mereka kemudian mencari “sesuatu yang janggal dan mengerikan” di dalam mimpi mereka, lalu mencoba mengubah skenario mimpi tersebut.
Shelby Harris, direktur pengobatan perilaku tidur di Pusat Pengobatan Montefiore, NY, menggunakan “terapi latihan tamsil (imagery)” di dalam prakteknya. Dia mendorong pasiennya untuk membayangkan sebuah skenario baru saat mimpi buruk terjadi. Seorang pasiennya terus-menerus bermimpi dikelilingi oleh hiu di tengah lautan dan hampir tenggelam. Dia kemudian berhasil mengubah kumpulan hiu tersebut menjadi lumba-lumba.
#5 Otak terus bekerja keras saat anda tidur dan bermimpi
Kondisi tidur REM bukanlah saat dimana otak beristirahat. Otak dirangsang untuk bekerja hingga tingkat tertinggi pada saat bermimpi. Rangsangan itulah yang menghasilkan perumpamaan atau tamsil mimpi. Kemudian, otak bertugas memahami apa yang sedang dilihat di dalam mimpi tersebut. Ketika kita terbangun, kita melihat tampilan dunia nyata, sedangkan saat kita tidur, kita melihat tampilan mimpi. Di sinilah, otak berusaha memahami tampilan acak dari penglihatan, suara, dan ide-ide yang tersampaikan. Otak kemudian membangun mimpi ini keluar dari tamsil, seolah seperti dunia nyata. Namun demikian, ketika kita terbangun, otak kembali menerima tampilan dunia nyata apa adanya (Mahowland). Kondisi dimana otak tidak bisa “kembali ke dunia nyata” kemudian bisa menyebabkan berbagai gangguan mental dan bisa berimbas ke fisik.
#6 Sulit untuk bisa memisahkan fungsi tidur dan fungsi mimpi
Fungsi tidur adalah untuk menurunkan prioritas kerja pada pada otak sehingga otak siap dan mampu untuk mempelajari lebih banyak hal lagi keesokan harinya. Menurut Mahowland, mimpi adalah sesuatu harus diciptakan oleh otak dalam proses penyeimbangan (re-ekuilibrium). Jika anda memulai dengan 100 poin sinapsis dan kemudian berkembang menjadi 125 poin, anda perlu menurunkan hingga kembali ke 100 poin, jika tidak, hari berikutnya poin sinapsis tersebut akan bertambah lagi. Pada titik tertentu, proses ini tidak mampu berkelanjutan lagi sebab terlalu banyak poin sinapsis yang harus diturunkan. (Mahowland)
#7 Mimpi dapat membantu mengolah dan memperkuat ingatan.
Dalam sebuah penelitian mengenai mimpi, para peneliti Harvard meminta para subyek studi untuk melalui labirin 3 dimensi. Kemudian, mereka diminta tidur selama 90 menit atau tetap bangun dan tenang. Orang-orang yang memilih tidur dan bermimpi mengenai pengalaman yang sama menyatakan bahwa mereka mampu melalui labirin tersebut dengan lebih baik lagi pada kesempatan kedua. (Voss)
#8 Tidak ada yang tahu pasti mengapa kita bermimpi.
“Satu-satunya yang kami ketahui adalah mimpi merupakan salah satu metode pengobatan tidur”, kata Charles Bae, spesialis pengobatan tidur, Cleveland Clinic. Masih menurutnya, mimpi membantu mengolah berbagai input sensorik yang datang sepanjang hari. beberapa orang melaporkan mereka mendapatkan momen “eureka” pada saat bermimpi.
Dalam sebuah buku yang berkisah mengenai Presiden Lyndon Johnson, penulis Doris Kearns Goodwin menyampaikan bahwa sang presiden pernah bermimpi dirinya mengalami stroke dan kelumpuhan. Beberapa bulan kemudian, dia menyatakan untuk tidak mencalonkan kembali sebagai presiden untuk kedua kalinya. Penulis Myron Gluckmann dalam bukunya Dreaming: An Opportunity for Change menulis bahwa sang presiden membuat keputusan di dalam mimpinya. Mimpi seperti buku diary di dalam pikiran yang muncul di malam hari dalam kehidupan anda.
Beberapa statemen, tulisan, dan pengalaman di atas sama sekali tidak menunjukkan alasan pasti mengapa kita bermimpi.
#9 Tak satupun pandangan menyepakati makna mimpi
Freud menyebut mimpi sebagai “penjaga tidur”. Dia meyakini fungsi mimpi adalah sebagai sensor impuls dasar, misalnya agresi dan seks (Gluckmann). Beberapa mendukung pandangan Freud tersebut dan lainnya berpendapat mimpi tidak memiliki makna.
Perlakukan mimpi sebagai kondisi sekarang, dan silahkan lakukan apapun yang anda suka terhadap mimpi tersebut (Voss).
#10 Mimpi tidak meramalkan masa depan
Mungkin akan terjadi perdebatan hebat di dalam pikiran anda mengenai poin ini, sebab kita sudah memiliki background yang cukup kuat bahwa sebagian mimpi memberikan petunjuk mengenai apa yang hendak terjadi di masa depan. Tapi tetap coba lanjutkan ya…
“Setiap orang ingin mimpinya meramalkan sesuatu.” ungkap Mahowland. Mahowland menyatakan bahwa kebanyakan orang lupa 500 mimpi lainnya yang menggambarkan sesuatu dan ternyata tidak terjadi di masa depan. Semua ramalan yang didasarkan pada mimpi ini hanyalah fenomena statistik saja. Orang-orang ingin menemukan sesuatu di dalam mimpi. Mereka ingin mimpi menjadi sesuatu yang supernatural. (Mahowland)
Sumber :
Ilmupengetahuanumum.com
www.kolomsehat.com